The Thing about Idol and Fans.

Ini adalah keuntungan menjadi seorang idola.

Kehidupan sebagai orang yang sangat terkenal memang menggiurkan. Selain banyak gadis yang akan memujamu, orang-orang akan dengan mudah mengenalimu kemanapun kamu pergi. Siapa yang tidak ingin menjadi seorang bintang pujaan? Yang tiap kali tampil di muka umum, akan selalu mendengar para fans meneriakkan namamu dengan histeris, seolah kamu adalah orang paling sempurna di dunia dan hanya kamu yang pantas mendapatkannya?

Tentu banyak.

Terutama untuk para lelaki, para gadis berebut ingin menjadikanmu pacar khayalan mereka, memakai nama belakangmu di username situs pertemanan, dan dengan senang hati akan memimpikanmu di dalam tidur mereka tiap malam.

Mereka akan menulis namamu di tiap lembar buku diary mereka, memujimu sebagai makhluk tertampan sedunia dan akan menjadikanmu idola mereka hingga akhir kehidupannya (yang biasanya akan berakhir saat mereka menemukan idola baru untuk digilai). Lalu para gadis ini akan menulis pesan, betapa mereka sangat mendukung karirmu dan selalu menyemangatimu di fanpage facebookmu minimal satu kali dalam sehari, mengunduh foto-foto terbaru yang diupload melalui situs-situs yang muncul di google, dan menonton berkali-kali film drama ataupun video klip hasil unduhan mereka berulang kali saat bangun tidur, sehabis mandi, sehabis makan, sepulang sekolah, sepulang kuliah, hingga sebelum tidur.

Semua itu dilakukan hanya untuk seorang bintang terkenal yang tak pernah tahu siapa mereka, dan hanya mengenal mereka dengan satu sebutan akan sebuah kesatuan.

Fans.

Apa enaknya menjadi seorang fans? Selain lelah dengan kehampaan yang kamu rasakan saat kamu lelah meneriakkan nama idolamu ketika dia turun dari mobil, dan berjalan cepat masuk ke dalam gedung karena sudah harus syuting, atau harus menerima resiko saling sikut hingga membuat hidungmu patah karena berebut ingin berdiri di barisan paling depan saat idolamu itu lewat, juga lelah berkhayal pada suatu saat nanti dia akan berdiri di depan pintu rumahmu dan melamarmu untuk menjadi istrinya.

Padahal itu cuma mimpi, dan kenyataannya, dia sama sekali tak mengenalmu, bahkan mungkin tidak peduli siapa namamu, karena yang dia pedulikan hanyalah uangmu. Seberapa banyak kamu akan membeli albumnya, itu belum dengan berbagai pernak-perniknya; seberapa sering kamu akan datang ke tiap konsernya; seberapa banyak yang akan kamu keluarkan untuk membelikannya hadiah-hadiah yang bahkan tidak dia butuhkan.

Dia hanya peduli, bahwa dia memiliki banyak sekali fans yang menulis berbagai macam ungkapan kekaguman atau ucapan selamat ulang tahun begitu dia bangun di pagi harinya. Dan satu-satunya hal yang bisa dilakukannya hanyalah membalas ucapan kalian dengan dua kalimat,

“Terima kasih atas dukungan kalian, aku sayang kalian semua.”

Yap. Sang idola mungkin bisa jauh lebih baik hati lagi dengan berusaha untuk membuatmu senang ketika temu penggemar, membiarkanmu bersikap sehisteris mungkin (hei, semakin kamu histeris, dia semakin puas!), membuatmu mengabiskan tabunganmu selama setahun gaji untuk membelikannya hadiah terindah yang kamu pikir akan membuatnya terkesan, mengabadikan foto kalian berdua hasil fotoshop, memberimu satu-satunya tanda tangannya yang mungkin akan kamu pajang di dinding dan kamu bangga-banggakan pada siapapun yang masuk ke kamarmu.

Tapi tahukah kamu?

Dia tidak mengabadikan foto kamu di kamera digitalnya. Dia juga tidak menghabiskan gajinya bertahun-tahun untuk memberikanmu hadiah terindah selain sebuah senyum, jabat tangan atau pelukan tanpa arti, dan yang paling penting … dia tidak pernah mengingat wajahmu, apalagi namamu di dalam hatinya.

Karena jumlah kamu dan semacammu terlalu banyak!

Siapa yang akan bisa mengingat wajah dan nama jutaan plankton di samudra Pasifik? Yang semuanya terlihat sama ketika kalian bertatap muka? Meskipun dibutuhkan jutaan tahun cahaya untuk berlatih menghapal wajah dan nama, bahkan Einstein pun tak akan bisa melakukannya.

Dan selamat!

Kamu telah sukses dirampok secara sukarela. 🙂

credit to the rightfully owner

.

.

* * *

30 Desember 2009,

xoxo.

* * *

44 comments

  1. ……………………….
    dan kak……………
    thats really my life for these years……….
    antara “ayolah beli goods nonto konser etc juga kan pake uang jajan yg dikasih orang tua” tapi ngga bisa berhenti melakukannnya. ;_;

  2. bener banget.
    dan untungnya, karna aku hanya pernah nonton konser mereka dua kali.haha
    cari duit itu susah dan terlalu sayang klo hanya untuk beli ini itu demi idola.
    🙂

  3. Sejauh ini hanya beli album aja sebagai rasa terima kasih karena lagu-lagu mereka telah menemaniku saat pusing deadline laporan, itupun cmn 1 group idol. Nggak ada poster nempel karena g suka nempel poster dan kadang2 bertanya pada diri sendiri “itu folder bergiga2 isi foto bias buat apa?”
    Semoga saya masih dalam taraf “wajar” ^_^

  4. Sad but its true
    kayaknya jadi fans itu kayak mencintai org yg nggak bakalan bisa digapai..
    nggak peduli gimanapun cintanya qt, tetep aja mereka (idol) nggak pernah liat qt utuh mereka nganggep qt cuman kumpulan dari bnyak org yg mencintai mereka..
    dan yeah, karan saking cintanya kita pun rela banget dirampok :” (somehow jadi mikir juga apakah ini kebodohan krna terlalu mencintai idol atau nggak) –“

  5. Ini salah satu alasan kenapa aku meninggalkan rutinitas fangirling seperti itu. Mereka kenal kita juga nggak 🙂 mengapa harus ‘mengabdikan’ diri pada mereka?

  6. nah. ini nih dia, tulisan berisi fakta yang sering gak dihiraukan orang padahal kenyataannya itu BENAR! jreng jreeeng~
    aku juga sempat mikir kayak gini beberapa kali dan aku akuin itu betul.
    ya tapi gimana ya, kak. namanya juga udah terperangkap ke jurang yang cukup dalam, susah kalo mau naik ke permukaan. apalagi kalo bantuannya terbatas. itulah yang sedang kuhadapin.
    kalo nonton konser, nempel poster, itu aku emang ga pernah. tapi fangirling-nya ini lho… karena semenjak kenal dunia ini hari-hariku selalu dipenuhi sama nama-nama mereka (idola maksudnya)
    jadi yang bisa aku lakuin sekarang ini ya sedikit mengurangi apa yang sering aku lakuin sebelumnya. cukup berhasil sih. apalagi belakangan ini aku sibuk banget sama UN dan persiapan masuk kuliah. yang paling sering aku lakuin sekarang ini ya palignan mantengin fanfic di dunia maya, hehe.
    oke, aku gak nyesal-nyesal amat sih jadi ‘kayak gini’. toh kalo gak kenal dunia yang ‘seperti ini’ aku gak kenal yang namanya FF, gak suka baca, gak suka nulis, gak bisa baca/nulis hangeul, gak tau kebudayaan Korea, dll. masih banyak sisi positif yang bisa diambil kalo dipikir-pikir.
    aku gatau aku ke depannya bakal kayak apa. karena sebelum kenal dunia yang satu ini aku juga udah suka sama hal-hal lain dan aku ninggalin hal-hal lain itu karena udah lebih nyantol ke yang sekarang ini. tapi walaupun ntar ke depan masih kayak gini, aku harap aku bakal bisa bersikap dewasa sehingga hanya melakukan hal-hal wajar dalam mengangumi orang lain dan gak melakukan hal-hal yang ‘berlebihan’ 🙂 dan akunya jadi curhat wkwk peace~
    thanks ya kak dista karena udah buat tulisan ini~

  7. Aku setuju dengan pendapat diatas, secara tdk sadar aku sudah dirampok. Sebenarnya sdh sejak lama si aku merasa kaya gini tp aku belum bisa menemukan alasan yg tepat buat aku untuk berhenti, setidaknya mengurangi ‘perampokan sukare’ itu.
    Terimakasi ya kak atas pendapatnya yg buat pikiran aku lebih terbuka:’)

  8. klo buat aq sih,klakuan fans yg kak dista paparin d atas bnr2 fanatik bgt.rela bgt beli albumnya(pdhl kn kita bs download d internet,toh kualitasnya sm aj),mpe dtg k konsernya,d tmbh lg klo ad fanmeeting,duh bnr2 rela deh d dtgin.pdhl kn uang yg d pke bwt beli album,beli tiket konser sm fanmeeting bs d tabung buat masa dpn.aq gtw mrk ngerasa g sih klo udh’ d rampok’?atau mrk sndr yg g sadar.
    jujur sih,aq jg fans tp g sampe segituny bela2in beli pernak -pernik bias, beli tiket konser n aq sm sekali g pernah beli yg kyk gt.just be normal fans is better,right?what’s wrong with that?
    toh kita msh bs nikmatin ngefans tp g perlu keluar duit byk,emgnya idol itu bkln rugi gt klo kita g beli albumnya?atau kita g beli tiketnya?yg penting mah mrk cm butuh dukungan aj spy ttp eksis

  9. dannnn aku gak akan menampik ataupun protes dengan tulisan ini,sebagian atau bahkan semua’a benar,walau aku gak benar2 smacem itu,krna buat ktemu mreka di lokasi syuting itu perlu ongkos atau biaya yg mahallll…
    hanya sebatas membeli beberapa album’a,menontin konser’a sekali dan walaupun hanya sebuah tindakan macam itu,cukup atau benar2 menguras kantong,mengumpulkan uang berbulan2 dan habis dalam satu waktu…
    walau udah tau kita ini di “rampok” secara sadar,ttp ajj kita gak bisa berenti untuk melakukan itu lagi dan lagi…
    kadang emg kalo dipikir fans itu mahluk yang sangat mudah di bujuk rayu,hanya dengan kata “good morning i love u” kita udah takluk,ckck
    ironi tapi bgtulah realita’a…. 🙂

  10. wow, postingan ini jleb banget. semuanya emang benar dan jujur itu yang aku alami beberapa tahun belakangan. rasa sayang berlebih lah. aku terlalu sering membandingkan idolaku dengan orang sekitar. haha bodoh banget deh. kalo beli kado atau segala macamnya itu ga parah amat sih, cuma album doang. menurutku sih, pandai-pandai kita aja ngontrol perasaan suka ke idola itu, terlalu parah jatuhnya malah kayak sasaeng fans hehe.

  11. Kenapa aku bacanya berkaca-kaca ya :3 padahal aku nggak terlalu buang duit untuk mereka, album aja cuman punya satu. Itupun beli hasil nabung tiap ari relain nggak jajan (oke, ini miris)

    konser aja nggak bisa nonton. Beneran sedih jadi seorang fans. Ah auuuuuaaaah auuuu OuO

  12. Yep, aku setuju kak..
    Diusiaku yg msh 17, aku benar2 tidak percaya kalau aku adalah seorang fans.
    Satu hal yang aku tahu adalah mereka menginspirasiku.
    Menjadi seseorang yang bukan siapa-siapa lalu kemudian menjadi siapa – siapa.. sang idola memang hebat menurutku.

  13. aku setuju sama Kak Dista,
    aku bukan fan dari grup idol apa pun aku cuma suka, dan sebatas suka aja ga sampe beli album ato bahkan nonton konser mereka… oh ya aku juga suka baca fanfiction karena ceritanya keren2 >,<
    udah itu aja… keuut….

  14. semuanya benar,kak. beruntung aku masih batas normal, cuma beli poster dari majalah/tabloid, pasang poster, itupun cuman satu. konserpun satu kali aja. jadi sedihnya ga sedih banget kalau ingat kenyataan yang ada. Masih banyak yang perlu diperhatikan dibandingkan seorang idol :”)
    terima kasih kak dee pencerahannya ><

  15. so sad but true… hhhahaa… mereka emng ga akan pernah nginget kita gimana pun kita berusaha buat sealu hadir di hadapan mereka. yang kita tau nd kita rasain itu cuma bahagia aja klo udah liat mereka.
    hmmmm… terlalu mainstream sebenernya jadi fans itu… X”D apalagi artis korea kaya gini…. wkwkwkwkkw… sebenernya pengen ngakak aja klo ngeliat kehidupan kalian (kita) yg kaya gini…. XD
    udah tau semu! masih…. aja di jalanin…. hahhaahha
    tapi gimana ya????/// udah terlanjur sayang, jadi gini deh….
    anggap aja mereka temen dari dunia maya….. XD itu sih yg biasanya aq lakuin…
    biar aja di kata orang gila…. tapi itu menyenangkan! really!!! no doubt!!!
    _M.I.R.I.S_
    XD

  16. Ya bener banget. Paling gk aku punya poster doang yg lainnya belum. Kalok udah ngefans pasti bkalan beli apapun yg berkaitan ama idol. Entah itu mahal atau gk.
    Aku jadi fans yg wajar” aja.

  17. Postingan ini berguna banget! Pas baca tuh aku gak brenti2 nya bilang “ehm bener banget!” atau “yaampun nyesek banget” karna yaah emang bener sih ya mereka hanya memandang kita sebatas ‘fans’

    Tapi, sebenernya aku sendiri bukan tipe fans yg rela ngabisin uang aku cuma buat beli merchandise atau bahkan album mereka sih bahkan kayak semacam poster atau apapun itu di kamar aku gak ada. Cuma ya itu tetep merasa kayak “bener juga sih, buat apa aku mengkhayal tentang mereka, mimpiin mereka, ngabisin waktu cuma buat nunggu2 update an tentang mereka di socmed, berkali kali nonton video yg berkaitan sama mereka, bahkan sampe kuota internet (modem) yg seharusnya buat ngerjain tugas justru abis cuma buat download2 segala sesuatu tentang mereka, dan menuh2 in memori di laptop cuma buat ribuan foto dan ratusan video mereka”

    Lumayan juga postingan ini bikin aku makin sadar dan bikin keinginan aku buat ‘berhenti fanatik’ dari yg sebelumnya makin kuat. Makasih kak buat podtingan nya yg bermanfaat ini  Ditunggu karya2 lainnya ^^

  18. Haha…..thnk’s kak!,jd inget masa2 kgilaan taun ’13/’14-an…so bitch!
    uh,Forget it,never do it again..!

  19. kenyataan memang selalu pahit 😦
    fans menyadari hal ini juga, bahwa mereka bukan siapa2 melainkan butiran pasir yg kalo banyak baru keliatan, tapi kalo satu butir, heuuuu kebawa angin 😦 sedih sih, tapi sulit buat menghindar karna sudah terlanjur terjerat. Hanya pasrah, nunggu waktu sampai real life bener2 mengambil alih waktu yg biasa digunakan (dibuang) saat menjadi fans….

  20. Sakit tapi itu kenyataannya hahaha
    Aku baru sekedar nempel poster doang, buat beli album aja nggak boleh apalagi nonton konser. Tapi keinginan buat nonton konser itu nggak akan hilang dari diri fans =-D they’re everything to me, but me nothing to them

  21. Yups thats right bgt… suka sih berpikir buat apa coba beginian toh mereka juga gak kenal kita, dan kita nggak mungkin mencapai mrk. Awalnya suka kek begini cuman buat jadi hiburan di kala kepala penat, tapi sekarang jadi sering ngestalk sama fangirlingan yg manfaatnya gak banyak. Tapi mau gimana lagi udah terlanjur suka, untung aku belum sampai ke tahap fanatik, jadi sekarang lebih dikurangin aja.
    Miris juga sama fans di Korea yg kalo biasnya nikah sampe bunuh diri, OMG sampe segitunya, seharusnya mrk memanfaatkan hidup mrk. Padahal biasnya nggak mikirin apalagi ngurusin pemakamannya….. hehehehe
    Kok jadi curhat :/ ??

  22. Hhhmmmmm
    #berfikirkeras
    Apa yang kamu tulis bener loh…
    Aku jg kadang ngerasain gitu, tapi sebagai org yg sudah “dirampok” aku udah ngerelain apa yg udah dirampok dari aku. Semua album udah aku beli, konser mereka jg aku datengi padahal aku dari daerah loh.
    Sempet jg terlintas pingin berhenti soalnya udah malu ama umur tp tetep aja g bisa walopun udah dikurangi. Mungkin klo berenti udah married kali yahhh
    Tp untuk saat ini aku hanya menikmati saja “kelakuan bodohku” ntah sampai kapan. Selama aku puas+seneng g masalah
    Thanks ^^

  23. paruh kedua tahun 2020 dan aku baru baca ini.
    memang sedang bergulat dengan pikiran sendiri. memang sedang mencari hal-hal dan dukungan untuk merasionalkan diri. akan kubilang pada diriku
    ‘ayo menyerah saja disini, ada hal besar lainnya yang harus kuselesaikan di kenyataan’

Leave a reply to DREAMYHUN Cancel reply