Fifty Shades of Grey – Porno Version of Twilight: a Book Review

fifty-shades-of-grey-cac1d39d5bb5c20810b1314bcbf61dee35d8219b-s6-c10

WARNING: Review ini akan berisi kata-kata dan penjelasan adegan yang vulgar dan tidak sepantasnya dibaca anak-anak. I label this review as NC-17.

Wuff, aku mungkin mengatakannya beberapa kali di twitter, bahwa buku ini cukup sulit, dan penuh perjuangan agar bisa menyelesaikannya. Bukan karena bahasanya yang sulit sih, atau materinya yang sangat berat … tapi lebih ke, umm … 70% berisi adegan seks. Yeah, that I said.

Novel Fifty Shades of Grey ini sebenarnya sudah sangat populer di Inggris dan Amerika sejak awal tahun 2012 lalu. Aku sendiri tahu belakangan karena sekitar beberapa bulan yang lalu, aku dan saudara perempuanku sedang ngobrol tentang beberapa novel psikologi, dan tiba-tiba dia menyebut tentang buku berjudul Fifity Shades something yang konon bercerita tentang seseorang yang punya kelainan seksual. Buku itu terlupakan sebenarnya, sampai kemarin saat sedang jalan-jalan ke Periplus (sebenernya niat beli the Perks of Being a Wallflower, tapi ternyata edisi paperbacknya sampai sekarang belum terbit >,<) ada seorang mas-mas yang agak canggung nanya ke shopkeepernya tentang trilogi buku ini. Hell, he bought the three of them,, masih lupa-lupa ingat aja buku itu tentang apa, hingga akhirnya aku memutuskan untuk membelinya dan baca setelah aku nyelesein baca buku “Negeri Para Bedebah”nya – Tere Liye. (dan ya, mungkin dalam beberapa hari ini aku akan bikin review juga soal buku itu. laters, baby XD)

Novel ini berharga sekitar 104ribu, tebal 514 halaman,  bercerita tentang seorang gadis berumur 21 tahun, Anastasia Steele, yang (di dalam buku itu) akan segera lulus dari collegenya dalam beberapa minggu ketika dia harus menggantikan teman baiknya Kate Kavanagh untuk mewawancara seorang CEO sebuah perusahaan bisnis bersar so called Christian Grey. Dan mulai dari sini mukaku akan terus begini (o_O) tiap kali membaca beberapa bagian yang familiar dan sangat ‘orisinil’, ketika Christian Grey digambarkan sebagai pria tampan-kaya-sukses-nyaris-sempurna yang luar biasa HOT dengan sikapnya yang dominating, controlling, intimidating .. apapun, semua kata yang meninggikan harkat dan martabatnya sebagai seorang lelaki yang akan dipuja sebagian besar perempuan pecinta romance. Ana merasa wawancaranya agak memalukan, dia tipe seorang perempuan yang mudah blushing, sangat ceroboh (di awal cerita dia beberapa kali jatuh karena kecerobohannya), seorang perawan yang nggak pernah jatuh cinta, tapi langsung merasa seperti terhipnotis oleh karisma Christian, sang direktur muda berumur 27, di pertemuan pertama mereka.

Seperti gayung yang bersambut, setelah beberapa plot tentang Ana yang melanjutkan harinya, bersama teman-teman, orangtua dan kerjaan part-timenya di satu toko alat-alat listrik, or so if I’m not mistaken, nggak sengaja ternyata takdir seperti mempersempit dunia lagi dengan mempertemukan keduanya. Christian mampir ke tempat Ana bekerja dan membeli beberapa peralatan, ngobrol ini itu (dengan beberapa pergulatan batin gimana ada kembali merasa terintimidasi dengan cara bicara Christian ke dia, hingga menunjukkan gimana Christian kelihatan ‘jeles’ saat Ana ngobrol sama adik yang punya tokonya … yeah.) sampai akhirnya Christian memberikan kartu namanya, menawarkan waktu untuk pengambilan foto yang belum sempat dilakukan untuk official still di artikel Kate. Dan kemudian kalian pasti sudah bisa menebak gimana kelanjutannya. Kartu nama itu ibarat gerbang pagar yang membuka pintu Anna untuk memasuki kehidupan Christian, gimana akhirnya mereka saling jatuh cinta. Hanya saja dengan satu konflik yang kemudian (konon) jadi tema terbesar di dalam novel ini … Christian adalah seorang laki-laki yang punya kecenderungan sex life dengan BDSM (Bondage and discipline, Dominance and submission, and Sadomasochism or sadism and Masochism).

Aku nggak akan menjelaskan banyak soal BDSM, karena pertama; aku nggak tertarik, dan yang kedua; aku nggak begitu paham. Kesimpulan yang bisa kuambil adalah BDSM semacam kegiatan seksual yang melibatkan rangkaian aktifitas role-playing, penggunaan sex-toys, pendisiplinan dan hukuman yang seringkali dilakukan seorang dominant (si master) pada seorang submissive (haaaah .. aku nggak tau gimana njelasinnya dalam bahasa Indonesia, hahahahaha … tapi mungkin ini semacam budak/pionnya, or whatever they call it .. ah, partner seks) untuk kepuasan mereka dua-duanya. Kalian bisa baca penjelasan lebih panjang dengan lebih jelas di sini.

Di buku ini menceritakan pertarungan batin Ana yang harus menandatangani sebuah kontrak tertulis, ya, sebuah kontrak yang punya kelegalan dalam hukum, yang panjangnya sampai 10 halaman, berisi puluhan nomor tentang aturan main,  role, aktifitas seksual, batasan-batasan apa yang bisa dilakukan (dalam kontrak ini bahkan dibedakan dalan soft dan hard limit) oleh seorang dominant dan bisa diterima oleh submissivenya. Dan setidaknya 70%  sisa buku ini diisi dengan seks yang nggak pernah berhenti, di manapun, kapanpun, dalam situasi apapun, .. sementara sisanya diisi oleh beberapa plot penunjang yang hanya kembali membawa mereka ke arah ‘sana’.

Saat pertama kali kubuka novel ini, aku mengharapkan sebuah kisah kelam yang akan bikin aku merasa ngeri, simpati dan bergidik oleh kehidupan seseorang korban pelecehan seksual yang menjerumuskan dirinya dalam kehidupan seorang BDSM. Oh, eniwei, aku bukannya ingin mencela mereka yang punya kecenderungan seksual semacam ini, in fact, I don’t care even if you’re one of them. Yang ingin kutekankan di sini adalah bagaimana ternyata harapanku tidak terlalu terpenuhi ketika yang kutemukan adalah sosok lelaki super HOT nyaris sempurna yang mengingatkan aku pada seseorang. Oh, nggak cuma Christian, Anastasia dan beberapa tokoh di dalam buku ini, juga beberapa adegan lainnya mengingatkan aku pada sebuah buku.

“It’s so much Twlight!” <<< kalimat itu yang ada di dalam kepalaku ketika aku membaca beberapa adegan dan perkembangan plotnya. Bahkan sebelumnya seorang teman ada yang sempat menanyakan kalau buku ini perpanjangan dari kisah Twilight, saat itu aku hanya mengangkat bahu dan menjawab, “Entah, biar kubaca dulu, nanti aku akan kasih tau.”

Sebenarnya sebelum aku menulis review ini, aku sempat mengecek Goodreads dan membaca beberapa reviewnya, hanya untuk perbandingan dan acuan untuk apa yang aku tulis. Dan dari tiga yang kubaca, harus kubilang aku sangat setuju dengan review mereka, bahkan aku menemukan sesuatu yang sangat menarik.

Kubilang buku ini mirip dengan Twilight, kan? .. Yeah, people, ternyata sebelum E.L James (sang author) menerbitkan buku ini, Fifity Shades of Grey adalah sebuah fanfiction Twilight yang dipublish di fanfiction.net dengan judul “Master of the Universe” . Setelah dipublish di ff.net, EL James kemudian menaruh ff ini di dalam blognya sendiri dan mengganti nama karakter Bella Swan menjadi Anastasia Steele, Erdward Cullen jadi Christian Grey. Kalian mungkin ingin membaca ini, sebuah artikel yang membahas bahwa Fifty Shades dan naskah asli FFnya 89% sama.

I knew it, rasanya seperti ada bola lampu yang nyala di dalam kepalaku, .. dan teringat kembali gimana pengkarakterisasian antara Ana, Christian dan beberapa tokoh lain di dalam buku 50 Shades ini memang mirip seperti Twlight Saga. Kalian mungkin bisa melihat juga dari deskripsi dua karakter yang aku jabarkan di atas; Ana seorang perawan yang clumsy, gampang tersipu, yang suka ngelindur nyebut-nyebut nama Christian di dalam tidurnya, yang mendadak blinded like a fool setelah merasa dirinya sangat jatuh cinta pada Christian hingga merelakan dirinya jadi boneka seks, dan juga Christian – yang over-ptotektif (dia punya semacam kewajiban untuk selalu melindungi Ana dan dan menghindarkan anak perempuan ini dari kecelakaan yang nggak perlu), laki-laki yang mendadak jadi classical music prodigy dan suka maen piano di saat sedang mellow, yang selalu muncul kapanpun dan di manapun Ana berada, yang anehnya juga merasakan semacam ‘I wish I could know what you’re thinking’ pada Ana selayaknya Edward ke Bella, dan juga “I wish I could step away from you but I just can’t.” …. kedengarannya familiar, kan?

Itu belum seberapa, mungkin kalian akan ngerasa deja vu ketika membaca beberapa adegan interaksi Christian dan Ana, aku punya perbandingannya:

#1

Kiss me, damn it! I implore him, but I can’t move. I’m paralyzed with a strange, unfamiliar need, completely captivated by him. I’m staring at Christian Grey’s mouth, mesmerized, and he’s looking down at me, his gaze hooded, his eyes darkening. He’s breathing harder than usual, and I’ve stopped breathing altogether. I’m in your arms. Kiss me, please. He closes his eyes, take a deep breath, and gives me a small shake of his head as if in answer to my silent question. When he open his eyes again, it’s with some new purpose, a steely resolve.

“Anastasia, you should steer clear of me. I’m not the man for you,” he whispers. What? Where is this coming from? Surely I should be the judge of that. I frown, and my head swims with rejection.

“Breathe, Anastasia, breathe. I’m going to stand you up and let you go,” he says quietly, and he gently pushes me away. (page 49)

lalu ini sepenggal adegan di Twilight,

“It would be more … prudent  for you not to be my friend,” he explained. “But I’m tired of trying to stay away from you, Bella,” (<<<< aku yakin nemuin tipe kalimat serupa macem gini di 50 Shades, but I failed to find it.)

His eyes were gloriously intense as he uttered that last sentence, his voice smoldering. I couldn’t remember how to breathe.

“Will you go with me to Seattle?” he asked, still intense.

I could n’t speak yet, so I just nodded.

He smiled briefly, and then his face became serious.

“You really should stay away from me,” he warned, “I’ll see you in class.” (page 84)

Yang ingin aku perlihatkan pada kalian adalah gimana, entah versi mana novel Twilight yang kalian baca, pasti rasanya sangat familiar dengan deskripsi penuh ketakjuban yang Ana jabarkan di atas. Lalu bagaimana cara kedua tokoh pria ini memberi peringatan karakter perempuannya untuk ‘menjauh’ dari mereka. Tapi aku semacam punya kesan yang berbeda dari keduanya.

Di 50 Shades, ketika aku baca “Anastasia, you should steer clear of me..” reaksiku sepenuhnya sama seperti Ana, WHERE IS THIS COMING FROM? Karena yang terjadi adalah, mereka sama sekali nggak bicara tentang apapun yang nyerempet-nyerempet masalah berbahayanya Ana kalau bergaul si Christian ini, atau kenapa mereka nggak bisa berdekatan, semacamnya. Out of nowhere, nggak ada angin, nggak ada hujan .. tiba-tiba aja Christian nyeletuk kalimat itu, .. WTF? Seperti sesuatu yang dipaksakan, seolah EL James ini pengen masukin kalimat itu dalam sebuah situasi yang awkward, … dan jadinya memang sangat awkward. Aku nggak tau kenapa dia melakukannya. … But then again, of course, it was ONCE a fanfiction. All makes sense.

Lalu ada yang kedua, dan yang menurutku paling kentara.

#2

Dari Twlight:

“Um––” She shook her head, blinking. “Your server will be right out.” She walked away unsteadily.

“You really shouldn’t do that to people,” I criticized. “It’s hardly fair.”

“Do what?”

“Dazzle them like that––She’s probably hyperventilating in the kitchen right now.”

He seemed confused.

“Oh, come on,” I said dubiously. “You have to know the effect you have on people.”

He tilted his head to one side, his eyes were curious. “I dazzle people?”

“You haven’t noticed? Do you think everybody gets their way so easily?”

He ignored my questions. “Do I dazzle you?”

“Frequently,” I admitted. (page 167-168)

Lalu sekarang dari Fifty Shades of Grey:

“Thank you sir. Will that be all?” Leandra whispers, looking anywhere but at the two of us. We both turn to stare at her, and she flushes crimson again and scuttles away.

“You know it’s really not fair.” I glance down at the Formica tabletop, tracing a pattern in it with my index finger, trying to sound nonchalant.

“What’s not fair?”

“How you disarm people. Women. Me.”

“Do I disarm you?”

I snort. “All the time.” (page 458)

See I mean, right? Yeah.

Dan untuk pembanding lagi, aku melihat kesamaan karakter dan juga beberapa hal dalam deskripsi yang dijabarkan di dua buku ini.

Kate Kavanagh >> Jessica Stanley

Jose Rodriguez >> Jacob Black

Grace T. Grey >> Esme Cullen

Carla Adams >> Reene

Ray Steele >> Charlie Swan

-dan mungkin beberapa yang lainnya.

Kesimpulan aku adalah, buku ini nggak begitu bagus. Perkembangan plotnya sangat tipis (ya, perkembangan plot macam apa yang kamu harapkan dari buku yang 70% isinya seks), dan berputar-putar tanpa kejelasan signifikansi, bahkan yang aku maksud dengan “berputar-putar” adalah berputar-putar di sekitar kejadian yang ada di beberapa adegan Twilight Saga buku 1-4. Kunjungan Ana ke Georgia mengingatkan aku pada kunjungan Bella ke rumah ibunya di Florida, beberapa petualangan Christian yang mengajak Ana terbang dengan helicopter dan juga kesempatan gliding mengingatkan aku saat Edward pertama kali menjelaskan tentang kehidupan vampirnya ke Bella dan menunjukkan ‘the meadow’ di dalam hutan, beberapa percakapan di antara keduanya juga familiar, termasuk interaksi antar tokohnya.

Perkembangan karakternya biasa aja, Ana masih tetap bergumul dengan pertarungan batinnya, sebagai perempuan yang baru pertama kali amat sangat jatuh cinta sama seorang laki-laki, dan akhirnya menyerahkan diri sepenuhnya untuk di’garap’ (lucunya adalah gimana seks itu disebut dengan literally ‘fucking hard’ di sini, bukannya love-making, yang mana adalah aktifitas normal para penganut BDSM), sampai akhirnya, pada akhir novel ini Ana memutuskan (dan gitu aja) pergi dari kehidupan Christian karena menurutnya Christian nggak bisa memberi dia ‘cinta’ yang selayaknya dia inginkan, juga dia nggak bisa memenuhi ‘kehidupan gaya seks’ yang Christian inginkan dari Ana. Bahasanya juga biasa aja, repetitive — karena dia sering menceritakan ‘kegiatan’ yang sama, dan deskripsi perangah ketakjuban yang sama terhadap makhluk yang sama pula *rolling eyes* — dan gimana EL James ini keliatan mencoba untuk Americanize bahasa British Englishnya dengan penempatan beberapa kata yang bikin aku agak awkward bacanya.

Well, aku nggak bilang bahwa EL James mengcopy karya Twlight atau ini semacam bentuk plagiat karena banyak unsur kesamaan di dalam bukunya, aku hanya ingin menitipberatkan pada apa yang sudah kubaca dan bagaimana kesannya sama sekali tidak berubah atau jauh-jauh dari Twilight ketika aku baca ini, hanya dengan plot yang lebih liar dan ide cerita yang lebih seksual. Tema ceritanya juga nggak sepenuhnya BDSM, yang mengulik kisahnya atau ‘budaya’ kehidupan ini lebih dalam. Lebih kepada cerita romance yang erotis dan vulgar, dan lebih menitikberatkan pada kegiatan hubungan Christian dan Ana aja. Yang aku salut dari EL James ini adalah gimana dia bisa membuat Christian, si psycho berdarah dingin yang nggak punya hati itu bisa menjadi seorang gentleman yang romantis dan manis di beberapa bagian. Harus kuakui beberapa hal yang Christian lakukan itu sweet dan romantic; cara dia memperhatikan detail-detail kecil dari kata-kata Ana, memberi Ana hadiah buku Tess of the d’Urbervilles edisi pertama yang mahalnya bukan main itu, atau ngajak Ana terbang dengan helikopternya (and yes, he’s piloting), but once I found out how controlling and demanding he is while trying to persuade Ana getting into his sex lifestyle, sebuah rayuan yang super halus dan manipulatif, aku hanya melihat dia sebagai seorang psikopat yang hidup dibalik jas dan gaya mewahnya. He’s scary.

Aku nggak begitu berniat untuk membaca buku kedua dan ketiganya, I mean, kecuali kalau ada yang sangat niat untuk membelikan buku kedua dan ketiga buat aku, aku sungguh nggak berniat untuk baca lagi. Memang ada godaan untuk membaca kelanjutannya, untuk melihat apa sebenarnya, benar-benar sebenarnya, yang membuat Christian jadi punya kecenderungan seks semacam ini (aku yakin alasannya bukan hanya teman ibunya yang pernah bikin dia jadi submissive oerempuan itu), lalu bagaimana Ana akan kembali bergulat dengan perasaan Oh-I’m-so-in-love-with-you-but-I-cant-live-your-life-anymore-nya untuk menerima dan pergi dari kehidupan Christian, dan masih ada beberapa hal tentang Mrs. Robinson yang sampe akhir buku pertama nggak keluar batang hidungnya bikin aku bertanya-tanya, …. but yeah, rasa penasaran itu nggak sebesar rasa sayangku untuk nungguin buku-buku lain yang lebih worth to read. lol.

Aku denger satu penerbit udah ngantongin hak terbit untuk menerjemahkan dan menerbitkan buku ini dalam Bahasa Indonesia, atau malah sudah beredar di pasaran? beuh, .. aku nggak yakin gimana bakal jadinya buku itu nanti, seberapa banyak yang akan disensor .. atau, malah nggak ada sama sekali? >,<

Benar-benar nggak terbayang, se-clueless aku saat tahu bahwa ternyata buku ini juga direncanakan untuk dibikin filmnya, rumornya akan diproduseri Angelina Jolie dan konon Zac Effron yang jadi salah satu casting untuk Christian Grey. Oh, God … *facepalm*

Aku memberi buku ini 2 dari lima bintang. Satu untuk bukunya, satu lagi untuk usahaku menyelesaikannya hahahahaha..

itu aja deh,

~xoxo.

18 comments

  1. kebetulan saya lg penasaran ma ni novel…tp g niat beli jg sih,selain harganya yg lumayan mahal *plak!,jg it novel msh pke bahasa inggris kan..bahasanya berat materinya jg berat,yg ada keluar keringat dingin trs pas baca…*halah

  2. 2 dari 5 bintang… parah juga nih buku secara kualitas…. membuatku ragu buat melanjutkan membacanya setelah baca review kamu yg cukup detail menurutku ampek dibandingin ma twilight segala ^___^

  3. Wahahahaha, segitunya… aku belom tamat sih baca ini, tapi menurutku biasa aja lho.. mungkin krn waktu kuliah dulu keseringan baca novel stensilan ya, hahahaha 😀

    Soal mirip Twilight, banyak yg bilang gitu, tapi aku ga bisa komen karena belum pernah baca Twilight.. Anyway, kelebihan si James ini menurutku terletak di ekplorasi liarnya itu, karena memang nggak banyak yang bahas BSDM di novel.. novel2nya Sidney Sheldon pun ga segitunya.. well, of course karena Sheldon gambarin intercourse sebagai art yah, hehehe *ini muji apa menghina James ya? hehehe*

    Anyway, yang aku dengar Mila Kunis bakalan jadi si Ana.. Memang cocok sih kalo dari mukanya, huahahahaha :))

  4. sebenarnya 50 shades udah ada di salah satu blog pecinta novel yang khusus publish novel bercerita dewasa erotis etc , dan itu sudah di translate ke bhas indo bahakan udh buku ketiganyanya ,wkwkwk
    aku kurang begitu suka sama ceritanya ,konfliknya kurang dan sarat dengan sex ,
    bikin males bacanya dan aneh apalagi buat ngebayanginnya …

    soal 50 shades akan di buat filmnya ,aku ga bisa bayangin kalo itu film banyak akan adegan sex nya ntar kalo masuk boxoffice indo akan seberapa banyak film itu di sensor bahkan di potong ? mungkin udh dilarang duluan buat masuk boxoffice indo
    well kita lihat sajalah kedepannya mba 🙂

  5. Ah this novel became hit. Blum baca, baru baca sinopsisnya ol XD dan kebetulan baca fiksi dari seorang penggemar novel ‘Fifty shades of Kris’ di aff, dan seepertinya 11-12 dg novelnya, karena dia memang mengakui beberapa adegan diambil dari novel itu. Tapi, baca2, nih novel selain ngehit, juga dapat kritikan karena rendahnya referensi, but dunno.

    Eh, bukannya dista dee ambil master di UGM? how’s then?

  6. welll aku uda baca seri pertama dan seri kedua. yang grey sama yang draker
    menurutku kalo yang grey ceritanya lebih flat, ibarat kata seri pertama baru pemanasan barulah seri ke dua menuju ke inti masalah
    kalo menurutku inti ceritanya lumayan menarik apa lagi di seri ke dua. konfliknya lebih kompleks.
    latar belakang grey, penyebab pelakuan menyimpang grey yang W.O.W. but finally dia tunduk juga sama ana (itu menurut aku). perang batin yang ana rasain bener bener gila, apa lagi pelakuan jack bosnya ana yg ngak senonoh yg akhirnya di pecat grey
    well untuk seri draker, menurutku lumayan

  7. 5o shades trilogy menurutku keren,well emang el.james terinspirsi dr twillight saga n bnr2 mirip d buku 1.tp anggapn klian bkl bubar saat bc buku ke 2 n ke 3.dmn grey memilih mengikuti kehidupan anastasya,dimna tdk ad kontrak sama sekali,berusaha hidup normal maksudny tnp gaya kehidupn seks BDSM ny,yg aq tangkp dr novel in,cinta bs beradaptsi,saling belajar,melindungi,dan saling terbuka serta penuh perjuangan dan pengorbanan.walaupn novel in mirip bgt am twilligt tp in lbh bgus.bc deh buku 2 n 3.ana jg keren dy menolk adny domain n submisif

  8. Ada yang ngerasa beberapa scene mirip pretty woman ngga? at least karakternya agak sedikit mirip…dicampur antara Edward Cullen sama Edward Louis…hehehe.IMHO keduanya billioner tampan…cuman at least Grey bukan Vampir

  9. Mix match, mix and toss… antara twilight, pretty woman…well IMHO mungkin sang penulis inspiring by aja kali yah…aniwey makasih banget….review nya elegan 🙂 indeed. kesimpulannya ini porno version of twilight..

  10. Saya sudh baca ke tiga novelnya (walaupun dr e-book) setuju, buku ini jg mengingatkan saya dg twilight & memang bnyk sekali adegan vulgar. Saya ga habis pikir christian nerima apapun yg Elena (Mrs. Robinson) lakuin ke dia karena dia pikir dia “pantas mendapatkannya”

  11. emang ni novel awalny dr twilight fanfict, buku pertama nya emg ga bgd bnyk adegan2 parah bdsm. happy bgd gw liat si ana mutusin si mr.grey tp pas buku kdua udh mulai ad crita misteri si mr.grey and salut buat siana yg innocent ini bs bkin si mr.grey yg control freak bertekuk lutut ahahah

  12. Well, menurutku sih nggak jelek-jelek amat yah.. Maksudnya kalo dibanding Twilight sih jauh banget. Kalo disini kan lebih ‘greget’, ketimbang Twilight yang cuma kita bisa baca dari what Bella thinks (which is really boring). Emang dua cewek ini–Ana and Bella–they both are clumsy and think a lot, but disini bukan cuma apa yang Ana pikirin aja yang bisa kita baca, kita juga menemukan karakter cowok yang ternyata ‘ganteng tapi sadis’. Masalah yang bisa dimunculkan pun lebih banyak. I guess it’s so much better than vampir, yang udah topik lama di dunia novel. Aku udah baca semua serian Twilight, and not saying Twilight is bad, tapi kalo dibanding buku ini, pasti lebih banyak yang suka ini. Apalagi seenggaknya 50 Shades ini juga nambah pengetahuan, secara aku yakin banyak orang mikir “wah ternyata ada juga nih kelainan kayak begini”. Opiniku aja sih hehe. Peace out! 😉
    n.b. pemeran movie nya Jamie Dornan as Mr. Grey and Dakota Johnson as Ana Stelle. Trailer nya sih interesting banget. 🙂

  13. Fcking hard itu bukan istilah BDSM, itu istilah biasa dlm sexual relationship. Banyak yang menterjemahkan panasnya sexual relationship dlm ungkapan kalimat yg tidak bisa diwakili oleh kata-kata manis (spt love making). Making love to u itu bisa jadi romantis dan indah tp bisa jadi tdk hot. Fcking u itu tdk romantis n tdk indah tapi bs jadi sangat hot 🙂

  14. Uda bc trilogi novel ini.. Menurut gw si bagus bgt crtnya. Yg seri k 2 darker lbh seru, salut bgt sm ana bs bikin mr grey nurut 😀 ĥĨĥiĥï:D. kl dbandingin sm twilght ini 50shade lbh menarik. Mnurut gw ya

  15. Wow udah kama gak mampir ke blog nya mbak dista… dan langsung nyangkut di artikel atau review ini,jujur ajj aku baru tau tentang novel dan bahkan film nya ini seminggu belakangan,ketika ada teman ku yg nyebut tentang novel 50shades ini. Mulailah gugling dan menemukan fakta bahwa EL james sang penulis itu masuk dlm daftar 10 orang paling berpengaruh di dunia ver majalah forbes dan novel nua adalah novel terlaris di amerika mengalahkan Harry potter.
    Bikin rasa penasaranku bertambah,kemarib lusa aku dpt ver Ebook nya tp blm sempet ku baca,setelah baca review ini aku yah antara ia dan engga tp jg penasaran sama novel nya itu gmana. Trims mbak review nya^^

Leave a reply to ichiedez Cancel reply