Legendary Sweepstakes – a self note

Aku sangat menahan diri sejak kemarin-kemarin untuk nggak menulis ini, tapi entah kenapa aku nggak tahan … nggak menulis sesuatu yang menumpuk di dalam kepalaku itu rasanya seperti orang yang lagi mules saat kepengen poop; gelisah dan nggak puas, hehehe … oke, I know it’s an absurd anology. Sepertinya aku juga selalu menulis sebuah after story atau semacamnya tiap kali aku selesai menulis sebuah series, alasannya sederhana. Karena series yang aku tulis itu selalu memberikan kesan kuat tersendiri untuk aku, dari para karakter, dan juga bentuk plotnya. … I cherish my writings, dan aku berpikir untuk membaginya dengan kalian.

So, ini pertama kalinya aku menulis tentang Kris, … sebagian besar di antara kalian yang sudah banyak membaca tulisanku mungkin tahu. Umm, sebenarnya nggak juga sih, sebelum ini ada satu ff tentang Kris yang sebenarnya sudah aku tulis duluan dengan rencana chapter yang lebih panjang, hanya saja memang belum aku rencana untuk publish karena materinya masih belum matang dan aku masih harus banyak riset sana sini untuk bisa melengkapi beberapa materi hingga beberapa chapter. Rencananya sih baru mau aku publish bulan depan atau Mei, berbarengan dengan TGS, tapi nggak tau juga nanti 😀

Writing about Kris, .. or EXO members spesifically, is a new exploration. Sepertinya masih berbulan-bulan yang lalu aku bersikeras untuk menahan diri nggak menenggelamkan diri terhadap satu grup ini, I know EXO is kind of group which will be hard to resist, jadinya aku membatasinya dari diriku sendiri. Aku ingat tahun lalu ketika nggak sengaja nonton SMTOWN Indonesia di tipi, begitu keluar kamar dan bergabung bersama adekku, yang aku lihat pertama kali adalah sosok tinggi berambut pirang yang keluar dari panggung mengcover lagu ‘Like a G6′, … I thought it was Key, ternyata Kris. And he really caught my eyes, … itu aja sih. Sampe beberapa minggu yang lalu, seorang teman yang melabeli diri sebagai temporary Kris’ noona, dia nggak pernah berhenti spamming TL dengan foto-foto anak-anak EXO, dan seperti biasa, aku nggak begitu ingat tepatnya gimana hingga tiba-tiba aja si jangkung satu itu sudah sangat menarik perhatianku, dan begitu aja imajinasiku melayang untuk membuatkan satu plot cerita buat dia. hahahahaha …

I am not that crazy into Kris sebenarnya, aku lebih suka Luhan … hahahaha (whatever..)

this is my sweet luhan for you ;D

Aku mengerjakan Legendary Sweepstakes ini dalam seminggu, tiga chapter pertengahan aku kerjakan di rumah sakit dengan awal yang sama sekali nggak terduga. Saat itu aku merasa mentok sama ff pertama ttg Kris yang jadi proyek awal untuk ff Kris, ketika aku menemukan foto ini nggak sengaja ketika lagi blogwalking.

Papa Kris is so proud of his Alpaca son, Ace.

Dan tadaaaaaa… ide Legendary Sweepstakes ini muncul begitu aja. Aku asal tulis aja sih sebenarnya, lalu aku publish di FFindo. .. Satu hal yang aku nggak pernah tahu sebelumnya adalah, .. aku sama sekali nggak tahu bahwa Kris sedang sangat populer saat ini. Aku nggak menyangka respon orang-orang sama LS ini akan sebesar itu, komen terus bermunculan, notifikasi email terus dateng sampe bebeku hang, LOL. Terakhir kali orang seantusias ini sama yang aku tulis adalah ketika aku publish LC di ffindo, .. but I like it, dan aku jadi semakin semangat ngelanjutin tiap chapternya.

Bukan berarti aku juga sangat menyukai LS sih, masih banyak hal yang kurang di sana sini, aku masih belum puas dengan apa yang sudah aku tulis dan publish di sana. Seingatku aku juga belum pernah menulis sesuatu yang bernuansa Cina. Beijing adalah negara yang sama sekali belum pernah aku kunjungi, atau aku ikuti perkembangannya, jadi aku bener” ngubek” google web dan map biar bisa sedikit mengakrabkan diri dengan suasana kotanya dan mencari beberapa hal yang pas sama materinya. Dan spesialisasiku bukanlah teenlit, itu juga yang bikin aku agak khawatir sendiri …. sudah lama sekali sejak aku menjadi seorang highschooler, pertanyaan-pertanyaan semacam ‘do highschoolers these days do this? or that? or not?’ nggak jarang muncul di kepala, uff … it really is never easy to write a story XXDD.

Dan kuharap aku juga nggak mengacau dalam soal bahasa Mandarinnya, terakhir kali belajar intensif bahasa itu pas SMA, dan nggak pernah kepake lagi setelah lulus, jadinya ketika nulis itu aku hanya mengandalkan naluri dan kamus aja buat ngeliat tulisan Cinanya .. ah, what do you call that? hanzhe?

Beberapa memang ada yang salah sih, seorang reader di FFindo membantu aku untuk mengoreksi, dan aku berterima kasih banget sama dia .. sebuah komen yang kutunggu” itu ternyata datang juga, hehehe .. Aku memang berniat untuk mengoreksinya, tetapi belum sempat aja sampe sekarang,, masih di naskah aslinya aja. Mungkin nanti deh, entah kapan, hahaha .. but still, thanks to Qiinkyheoh, kuharap aku menuliskan namanya dengan benar, untuk bantuannya. ^^

Ummm … untuk aku sendiri, aku punya dua adegan favorit yang menurutku sangat berkesan di dalam LS. Yang pertama adalah ketika mereka perang salju, … adegan itu sama sekali nggak terencana sebenarnya, saat itu aku hanya berpikir Jia Yi dan teman-temannya sedang bermain bertiga, lalu mereka ngomongin soal Kris yang ternyata tiba-tiba aja muncul dari belakang punggung Jia Yi …. lame. Dan tiba-tiba aja aku sudah menuliskan perang salju itu, sangat tidak terduga, tapi belakangan aku suka hasilnya, bahkan sepertinya keren banget ketika membayangkannya di dalam kepala, sepertiga sekolah seperti anak-anak yang sedang tawuran padahal mereka sedang perang bola salju, hahahaha…

Yang kedua adegan terakhir di Beijing Capital. Aku selalu menyukai adegan apapun di bandara, dan untukku sendiri, aku paling menikmati proses-proses penulisanku ketika sedang menceritakan sebuah adegan ketika para karakterku berada di bandara, entah kenapa, .. Poinku sendiri adalah saat Jia Yi minta bantuan operator layanan informasi untuk manggil Kris, sebuah film yang terputar di kepalaku lalu semacam menunjukkan satu scene di mana layar langsung berganti ketika Kris sedang duduk di Starbucks nunggu penerbangannya dengan kedua telinga disumpal earphone, baca buku, dan sama sekali nggak mendengar pengumuman operator yang memanggil nama dia. Begitu aja, sampai dia beranjak dan jalan ke ruang boarding, lalu pergi. lalu selanjutnya, ketika Jia Yi ngobrol sama mamanya di telpon tentang lotere itu, I had spesifically prepared that scenes from days before in my head, dan menuangkan begitu banyak emosi dari dalam diriku sendiri ketika menuliskannya .. I even almost cried while writing it, hihihi.. it was phenomenal for me.

Sepertinya aku pernah mengatakan ini sebelumnya, bahwa penentuan ending adalah satu hal yang sangat signifikan untuk sebuah cerita. Sebagus apapun awal dan perkembangan plot sebuah cerita, kalau sang penulis sampai salah memilih ending, maka habislah sudah esensi dari seluruh kisah itu. Ketika sedang menulis sesuatu, aku lebih menitik beratkan pada “bagaimana kisah ini akan berakhir” sejak pertama aku menuliskan paragraf pertama di chapter pertama. Untukku sendiri ini sangat penting, ketika aku sudah memutuskan bagaimana awal dan akhir cerita, ini akan menjadi patokan yang membatasi tulisanku, jaga-jaga supaya perkembangan plotnya nggak akan melenceng jauh dari rencana dan masih bisa dibelokkan supaya bisa pas sama ending kalau memang perkembangan imajinasiku terlalu melebar. Aku serius mikirin ending fiksiku seserius aku pengen nikah sama siapa tahun depan. Ya, ini perkara serius.

Beberapa orang menyayangkan LS berakhir begitu cepat, ada yang mengatakan juga akalu lebih panjang akan bagus karena banyak momen yang bisa digali dari kebersamaan Kris dan Jia Yi. Yeah, well, memang iya, BISA JADI, atau bisa juga nggak. Aku menyiapkan LS memang hanya untuk 3-5 chapter aja sebenarnya, dan sengaja nggak aku panjangkan lagi karena aku nggak mau membuat ff ini jadi sangat bertele-tele mengisahkan sebuah kisah yang hanya berlangsung selama sebulan. Dan sebenarnya interaksi Jia Yi dan Kris nggak banyak-banyak amat sih, kalau kamu ingat, Jia Yi terlalu sibuk menghindar selama kurun waktu itu kan? hehehehe…  Dan aku juga nggak membuat sequel. Pertama karena aku bukan tipe orang yang suka nulis kepanjangan cerita semacam sequel atau side story,  dan aku berpikir bahwa akan lebih baik kalau kita melanjutkan hidup dengan menulis plot yang fresh dan berbeda dibandingkan ngelanjutin satu tokoh yang itu-itu aja dengan kisahnya yang membosankan. Satu-satunya ff dengan prequel dan side story yang aku buat hanya LC, itupun karena aku amat sangat gagal moveon dari para tokohnya, .. dulu. Dan mungkin nanti, untuk TGS. 😀

Aku tahu kebanyakan pembaca pasti sangat menyayangkan endingnya, beberapa orang bahkan menanyakan ‘ini sebenarnya happy atau sad ending?’ .. I tell you what, itu sama sekali nggak penting. Aku agak sedikit menyesali beberapa orang yang lebih mementingkan ini sad atau happy ketika bukan itu yang aku coba untuk sampaikan. Aku tahu tiap orang memiliki fokusnya sendiri-sendiri ketika membaca fiksi, fanfiction terutama, tapi aku amat sangat menyayangkan mereka yang membaca fanfiction hanya fokus pada sang bintang utama, yang merupakan bias mereka, hingga melupakan esensi cerita yang sudah dituliskan. Hanya sibuk memikirkan nasib sang karakter utama, sampai lupa pesan paling penting dari yang sebenarnya para author sebuah cerita coba untuk sampaikan. Dan kalau kalian memang bertanya, maka kujawab cerita ini berakhir bahagia, aka happy ending.

Kris mungkin meninggalkan Beijing tanpa menemui Jia Yi terlebih dulu, kelihatannya mungkin ngenes, .. tapi dibalik itu dia menemukan ketenangan, dia memberikan Jia Yi satu hal yang paling diinginkan gadis itu, dan dia akan kembali dengan keluarganya. Dan nggak perlu kusebut lagi untuk Jia Yi, satu”nya kekecewaan dia hanyalah menemukan dirinya nggak bisa ketemu Kris dulu sebelum anak itu pergi ke Kanada, but hei … life goes on. Mereka masih SMA, berapa sih umurnya, .. 18? 19? jalan mereka masih terlalu panjang untuk memikirkan hidup ini berakhir tragis atau bahagia, percayalah, mereka pasti akan menemukan kebahagiaan mereka nggak lama setelahnya. Bahkan bisa aja mereka sudah saling melupakan setelah beberapa bulan atau setahun berlalu dan mendapatkan gantinya yang lain, logis… Kalian pasti juga akan melakukan hal yang sama bila ada di posisi mereka, iya, kan? hehehehe…

Ini bukan berarti aku selalu menulis ending yang sama tiap kali aku bikin series, perpisahan, pasangan yang nggak pernah jadi … that’s not the point. I love my characters that probably much more than you do, they’re my family and I want they best thing happens for them. Tapi itu juga bukan berarti aku akan memanjakan mereka, aku hanya memilihkan ending yang logis aja, ending yang tidak dipaksakan di mana segalanya berjalan secara natural. Tiap pertemuan pasti ada perpisahan, begitu juga sebaliknya. Yang paling utama adalah pelajaran apa yang bisa kita ambil dari setiap pertemuan dan juga perpisahan itu, pesan apa yang mungkin terungkap di dalamnya.

Terima kasih untuk semuanya yang sudah membaca dan komentar, terima kasih yang sudah menahan diri baca notes yang nggak penting ini dari atas sampai akhir … May the Force be with you 😀

Sampe ketemu di post selanjutnya \(^o^)/

ciluuuk- baaaa…

~xoxo.

 

p.s.

ah, kalau kalian sudah baca Legendary Sweepstakes, kasih tau aku ya momen mana yang paling favorit dan kalian ingat di dalam cerita ini pada kotak komentar. Thank you so much. mmwwaahh!